Rekomendasi pemupukan sawit merupakan topik yang wajib dibahas dan disampaikan kepada Anda para Petani atau Pengusaha perkebunan kelapa sawit mengingat bahwa kegiatan ini sebagai landasan dalam menentukan budget pemupukan tahunan.

Pemupukan adalah suatu kegiatan untuk menambahkan unsur hara (nutrisi) yang dibutuhkan oleh tanaman, agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Pemupukan juga merupakan faktor yang sangat penting untuk dibahas, mengingat bahwa biaya pemupukan itu menyerap hampir 70% dari total biaya perawatan perkebunan sawit.

Apabila kita salah dalam memberikan jenis dan dosis pupuk kepada tanaman kelapa sawit, maka menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap aspek ekonomi, agronomis dan lingkungan. Oleh sebab itu disarankan bagi anda praktisi kebun untuk membuat agenda dalam merumuskan dosis dan jenis pupuk yang akan digunakan.

Sekedar sharing saja bahwa biasanya rekomendasi pupuk dapat diketahui berdasarkan dari beberapa kegiatan dan kajian yang telah dilakukan diawal. Kegiatan tersebut saya rangkum menjadi beberapa garis besar saja karena setiap praktisi atau pelaku usaha perkebunan kelapa sawit memiliki cara yang berbeda-beda dalam menentukan dosis dan jenis pupuk.

Baiklah saya jelaskan satu per satu yaitu:

Leaf Sampling Unit (LSU) atau Kesatuan Contoh Daun (KCD)

Leaf sampling unit atau kesatuan contoh daun adalah sekumpulan sampel daun kelapa sawit dari pelepah ke-17 atau ke-9 dan berasal dari beberapa pohon kelapa sawit yang mewakili populasi kelapa sawti pada satuan unit biasanya 1 LSU bisa mewakili 30-60 Hektar. Sampel ini kemudian di persiapkan yakni dibersihkan dari pengotornya kemudian di kirim ke laboratorium pengujian untuk diketahui level diagnosa unsur hara yang terkandung.

Baca Juga :  Meningkatkan Kesuburan Tanah dengan Biochar (Karbon)

Melalui hasil pengujian laboratorium maka dapat kita ketahui apakah populasi tanaman mengalami defisiensi, optimal atau berlebih unsur hara tertentu. Selain itu berdasarkan hasil pengujian laboratorium juga dapat diketahui kelainan-kelainan yang terjadi pada tanaman kelapa sawit. Sama halnya manusia, berdasarkan hasil screening laboratorium maka sang dokter dapat mengetahui jenis penyakit dan obat yang tepat untuk mengatasi penyakit sang pasien tersebut.

Selain daun, ada juga beberapa agronomist menyertakan sampel pelepah untuk dilakukan uji laboratorium yang bertujuan untuk memperkuat diagnosis terhadap kelainan ataupun pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Namun biasanya parameter analisa yang dipilih tidak sama dengan parameter uji pada sampel daunnya.

Soil Sampling Unit (SSU) atau Kesatuan Contoh Tanah (KCT)

SSU atau KCT adalah sampel tanah yang diperoleh dari beberapa lokasi yang dipilih berdasarkan karakter tertentu sehingga sifatnya mewakili kondisi fisika dan kimia tanah di perkebunan kelapa sawit. Mengapa KCT atau SSU perlu dilakukan? karena tanah merupakan media tanam untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit, maka kita juga harus ketahui status unsur hara yang terkandung di dalam media tanam tersebut.

Terdapat beberapa cara untuk menentukan jenis sampel yang diperlukan untuk program rekomendasi pemupukan, hal ini tergantung dari topografi lahan, jenis tanah dan faktor pembatas lainnya. Disini sang petugas pengambil sampel harus terampil dalam memilih titik sampling agar sampel yang dibawa ke laboratorium dapat mewakili sampel yang ada di perkebunan kelapa sawit.

Asesmen Lapangan

Asesmen lapangan adalah kegiatan untuk meninjau, mengaudit, mengamati atau dalam istilah sederhana adalah Observasi mendalam guna mendukung keputusan dalam merumuskan jenis dan dosis pupuk yang tepat. Melalui asesmen lapangan, kita dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan seperti kondisi penanganan gulma, kelainan tanaman, ada atau tidaknya serangan hama & penyakit dan kualitas prunning pohon kelapa sawit.

Baca Juga :  Produksi Sawit per Ha per Tahun

Oleh sebab itu, ketika anda memilih jasa konsultan guna merumuskan rekomendasi pemupukan, hal yang terpenting adalah visit atau kunjungan yang dilakukan. Karena apalah arti sebuah data dari laboratorium (SSU dan LSU) tanpa adanya dukungan dari asesmen lapangan.

Evaluasi dan Target Produksi TBS

Evaluasi terhadap produksi TBS yang telah dicapai selama 1 tahun terakhir, tentunya menjadi pertimbangan penting dalam merumuskan dosis dan jenis pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Kemudian penentuan target produksi tahun berikutnya juga harus ditetapkan agar sang agronomist paham betul berapa kebutuhan unsur hara untuk dapat memproduksi TBS yang sesuai dengan target.

Namun, hal ini sebenarnya hanya pilihan saja sebab dalam penentuan jenis dan dosis pupuk sebenarnya tergantung dari berapa unsur hara yang terdapat pada tanaman kelapa sawit dan berapa ketersediaan unsur hara yang ada di dalam tanah. Kemudian produksi TBS biasanya hanya menjadi faktor koreksi terhadap kelancaran penyerapan atau efektivitas penyerapan unsur hara pada tanaman kelapa sawit.

Nah, itulah kegiatan atau pertimbangan penting yang biasa saya lakuka untuk memberikan dosis dan jenis pupuk yang tepat dalam suatu laporan rekomendasi pemupukan. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua, silahkan berkomentar jika ada hal yang perlu ditanyakan. Terimakasih, Salam Emas Herbal…

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *